Selasa, 19 April 2011

DOA YANG MAKBUL.


Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat' Hanya dua orang laki laki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang kesebuah pulau kecil yang gersang.

Dua orang selamat itu tak tahu apa yang dilakukan. Namun mereka yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan selain berdoa kepada Tuhan. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan , mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri sendiri berseberangan di sisi-sisi pulu tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan. Mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok haringa lelaki pertama me;ihat sebuah pohon buah buahan yang tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah temat tinggal lelaki yang lain tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang pertama merasa kesepian dan memtuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki pertama itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki yang kedua tidak ada perobahan.

Segera lelaki yang pertama ini berdoa memohon rumah, pakaian dan makanan. Keesokan harina seperti keajaiaban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tidak mendapatkan apa apa.

Akhirnya lelaki yang pertama itu meminta kapal agar  ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka mendapatkan kapal yang tertambat  disisi pantainya. Segera saja ia dan istrinya siap siap berlayar meninggalkan pulau itu. Iapun memutuskan meninggalkan laki laki kedua yang tinggal di sisi pulau yang lain. Menurutnya lelaki keduaa itu tidak pantas menerima pemberian Tuhan karena doa doanya tidak terkabul.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki pertatama itu mendengar suara dari langit menggemah, "Hai  mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain dari pulau ini?"

Jawabnya, "Berkahku hanyalah milikku sendiri, doakulah yang dikabulkan. Doa laki laki temanku itu tak satupun yang dikabulkan , maka ia tak pantas mendapatkan apa apa"
 Tambahnya lagi, "Katakan kepadaku. Doo macam apa yang ia ucapkan sehingga aku harus merasa berhutang kepadanya ?"

Suara dari langit kembali bergemah, "Ia berdoa agar semua doamu  dikabulkan!"

Kesombongaan macam apakah yang membuat kita menganggap bahwa hanya harapan dan doa kita yangg terkabul. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain.

Sumber : Paras Edisi 44/IV/Mei 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar